Kisah para pekerja seks di balik film Anora yang meraih Piala Oscar

Sumber gambar, Universal
- Penulis, BBC
- Peranan,
Kemenangan besar film Anora di ajang Oscar membawa harapan agar ada penghargaan dan pengakuan lebih bagi para penari striptis di masa depan.
Saat Luna Sofia Miranda mendekati Sean Baker di sebuah klub striptis di New York pada 2022, ia berusaha keras untuk memikat si pembuat film.
Namun, kata Miranda, Baker tampak tak tertarik saat ditawari lap dance, atau tarian seksi di atas pangkuan.
Miranda, yang baru berusia 23 tahun saat itu, lantas bertanya mengapa Baker dan istrinya ada di sana.
“Saya sangat kepo,” katanya.
Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan
“Jadi, saya terus bertanya kepada mereka dan akhirnya mereka bercerita. Mereka sedang membuat film tentang penari striptis.”
Miranda mengatakan pada pasangan itu bahwa ia sempat belajar akting. Singkat cerita, ia ikut audisi untuk film Baker, dan mendapat tawaran di hari ulang tahunnya yang ke-24 untuk berperan di sana.
Film itu, yang berjudul Anora, baru saja meraih Piala Oscar untuk lima kategori berbeda pada Minggu (2/3).
Empat di antaranya diraih Baker sebagai sutradara, editor, penulis, dan produser Anora. Ini membuatnya jadi orang pertama dalam sejarah yang menang empat Piala Oscar untuk satu film yang sama.

Sumber gambar, Getty Images
Sementara itu, satu piala lain untuk kategori “Aktris Terbaik” jatuh pada Mikey Madison, yang memerankan penari striptis bernama Anora, protagonis film ini.
Madison, 25 tahun, banyak dibantu penari striptis asli untuk menyempurnakan perannya di film Anora.
Karena itu, saat menerima Piala Oscar—juga setelah menang BAFTA bulan lalu, Madison mendedikasikan penghargaan tersebut untuk komunitas pekerja seks.
“Saya ingin memberi penghargaan dan pengakuan pada komunitas pekerja seks. Saya akan terus mendukung dan menjadi sekutu,” kata Madison saat pidato Oscar-nya.
“Para perempuan yang beruntung bisa saya temui dari komunitas itu merupakan salah satu hal paling berkesan dari seluruh pengalaman luar biasa ini.”

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

BBC sempat berbicara dengan para aktris dan penari di Anora, termasuk para penari striptis, tentang pengalaman mereka menggarap film ini dan pendapat mereka soal hasil akhirnya.
Sebagian memuji dan mengatakan film ini realistis, terutama dalam penggambaran kehidupan para pekerja seks yang letih dan penuh penolakan. Namun, sebagian lain mengatakan ada keterbatasan dalam penyampaian cerita film ini.
‘Saya tidak mau main film jelek soal penari striptis’
Edie Turquet mulanya tidak yakin untuk ambil bagian di Anora.
Turquet, yang sempat memerankan anak kecil di Fantastic Beasts and Where to Find Them, adalah mahasiswi sekaligus penari striptis yang kini tinggal di New York.
Dia mendapat peran sebagai penari latar di Anora setelah seorang agen casting melihatnya di klub striptis tempat dia bekerja. Namun, menurut Turquet, di malam sebelum syuting, dia mempertimbangkan untuk tidak jadi datang.
“Saya tidak mau main film jelek soal penari striptis, atau melakukan apa pun yang merugikan industri kami. Jadi, saya khawatir,” kata Turquet.
“Kebanyakan film tentang penari striptis digarap kelewat estetis, atau buruk dan eksploitatif.”

Sumber gambar, Zina Louhaichy
Turquet memberi contoh film Zola yang dirilis pada 2020. Film ini berkisah tentang seorang pelayan yang pergi ke Florida untuk menari striptis pada satu akhir pekan demi mendapat uang cepat.
“Saya menganggapnya hiperbolis, benar-benar terlalu memandang glamor pekerjaan [menari striptis], dan terasa seperti merendahkan perempuan,” kata Turquet.
“Belum lagi Pretty Woman yang menyebalkan, terutama ide tentang pekerja [seks] jalanan yang diperankan Julia Roberts. Ayolah.”
Namun, setelah Turquet mengetahui bahwa Anora adalah film garapan Sean Baker, ia segera berubah pikiran.
“Film-filmnya berdasarkan pada realisme. Dia punya gaya pembuatan film yang tidak biasa, yang saya suka,” kata Turquet.
“Jadi, saya tertarik.”

Sumber gambar, Universal/Augusta Quirk
Keterampilan Baker dalam membuat film juga menarik perhatian Lindsey Normington. Aktris dan penari striptis itu berperan sebagai Diamond, musuh Anora di tempat kerja.
Normington mengatakan ia melihat Baker di pesta usai pemutaran perdana sebuah film, dan menghampirinya untuk mengatakan bahwa ia adalah penggemarnya.
Mereka terhubung di Instagram, dan beberapa bulan kemudian, Baker menghubungi untuk memberi tahu bahwa mungkin ada peran yang cocok untuk Normington di film barunya.
Mendengar hal itu, Normington bilang ia “jatuh berlutut” di rumahnya.
‘Saya mengajarkan Mikey bahasa penari striptis’
Dalam film, Anora bekerja sebagai penari striptis di New York sebelum kemudian bertemu dan menikahi Vanya, putra seorang konglomerat Rusia.
Luna Sofia Miranda, yang memerankan teman dekat Anora bernama Lulu, mengatakan ia bertugas membantu Mikey Madison—pemeran Anora—agar ia bisa berbicara layaknya seorang penari striptis dari New York.

Sumber gambar, Miguel Herrera Photo
“Saya membagikan PDF berisi bahasa dan istilah gaul yang hanya bisa dipahami oleh penari striptis dari New York,” kata Miranda.
Salah satunya adalah istilah “ikan paus”, yang kata Miranda berarti seorang pelanggan yang seakan memiliki “lubang uang tak berdasar”.
“Ia akan membuat malam Anda menyenangkan, dan ia tidak akan membuat Anda bekerja keras untuk itu sama sekali.”
Penolakan, patah hati, dan kotak Tupperware
Bagian ini berisi spoiler film Anora.
Luna Sofia Miranda mengatakan ia merasa dekat dengan tema film Anora, utamanya yang terkait patah hati dan penolakan.
“Kadang-kadang saya merasa seperti mainan mengilap yang ingin dimainkan banyak orang. Mereka berkata, ‘Wow, kamu penari striptis. Asyik banget.’ Namun, setelahnya mereka menyingkirkan dan meninggalkan Anda,” kata Miranda.
“Saya banyak kepikiran soal akhir filmnya karena saya sering merasa seperti Anora.”
Edie Turquet setuju. Menurutnya, akhir filmnya “sangat terasa dekat dan mengharukan”.
Film itu, imbuhnya, secara akurat menggambarkan “kelelahan dan keletihan” yang sering dirasakan penari striptis.
“Ada trauma yang tertanam di dalam industri seks. Rasanya begitu nyata. Industri ini sangat rentan,” ujarnya.
“Anda menempatkan diri dalam bahaya setiap kali pergi bekerja. Ini adalah pekerjaan yang rumit dan melelahkan.”
Namun, secara keseluruhan, perasaannya campur aduk soal film Anora.

Sumber gambar, Universal
“Isu yang tidak dibahas di banyak film soal penari striptis, dan mulai dibahas di Anora meski tidak terlampau dalam, adalah pertanyaan moral soal pria yang membayar untuk seks,” kata Turquet.
“Ini adalah pertanyaan soal persetujuan. Kebanyakan film semacam ini enggan menjawab atau mendalaminya.”
Ia juga sebal melihat tokoh-tokoh di film yang seakan “tidak pernah menjalani kehidupan di luar profesinya”. Karena itu, ia bilang Anora adalah karakter yang “terbatas”.
“Kita tidak pernah mendalami dirinya lebih jauh. Film ini mengambil perspektif [pemeran utama pria] Igor dan Vanya dalam mendefinisikan siapa dirinya,” kata Turquet.
“Film ini sudah lebih baik daripada film apa pun yang pernah saya tonton tentang isu ini, tetapi pada akhirnya film ini terbatas karena tidak diceritakan oleh pekerja seks.”
“Saya tidak sabar sampai kita bisa menceritakan kisah kita sendiri dan semoga film ini membuka pintu untuk itu.”

Sumber gambar, Joelle Grace Taylor
Bagi Lindsey Normington, film ini mencerminkan “insekuritas, persaingan, dan kecemburuan” yang pernah dia alami secara pribadi di klub-klub striptis.
“Saya menghargai fakta bahwa film ini tidak berusaha menjadi film soal penari striptis tipikal,” ujarnya.
Bagi Kennady Schneider, penari striptis dan koreografer di Los Angeles yang melatih Mikey Madison menari, penggambaran film tentang rutinitas harian penari striptis yang justru menyentuh hati.

Sumber gambar, Naima Noguera
Di adegan-adegan awal film, misalnya, kita melihat Anora sedang bekerja dan berbicara dengan para klien di klub.
Kita juga melihat Anora dan penari striptis lainnya sedang istirahat, makan siang dengan bekal di kotak Tupperware di ruang belakang.
“Rasanya benar-benar akurat,” kata Schneider.
“Sering kali dalam film [soal penari striptis], Anda melihat glamorisasi, uang jatuh dari langit-langit. Momen-momen itu memang bisa terjadi, tetapi jarang.”
“Ini tampak lebih seperti kesibukan yang tenang.”
Setelah kemenangan besar di ajang Oscar
Ketika Anora dirilis, pemutaran khusus diadakan untuk pekerja seks di New York dan Los Angeles.
Cuplikan yang beredar di media sosial menunjukkan para penari striptis saling membenturkan sepatu platform berhak tinggi mereka di atas kepala untuk menunjukkan apresiasi di akhir pemutaran.
“Itu tepuk tangan terindah yang pernah saya terima. Saya tidak tahu apakah itu akan terjadi lagi,” kata Mikey Madison.
Para penari striptis yang terlibat dalam Anora lantas menghadiri upacara penghargaan Oscar pada Minggu (2/3).
Jelang acara, Luna Sofia Miranda masih merasa tak percaya.
“Rasanya konyol membayangkan saya akan menghadiri ajang Oscar, tetapi pada saat yang sama saya berdebat dengan seorang pria bodoh di klub soal uang $20 [Rp328.900],” kata Miranda.
“Saya merasa seperti menjalani dua kehidupan.”

Sumber gambar, Universal
Miranda bilang komunitas pekerja seks selama ini tidak mendapatkan penghargaan yang layak, dan ia berharap keberhasilan Anora akan mengubah hal itu.
“Harapan saya jika film ini menang Piala Oscar, itu akan menandai dimulainya perubahan di Hollywood, di mana pekerja seks dihargai, tak hanya sebagai pekerja di bidangnya sendiri, tetapi juga sebagai penghibur,” katanya.
“Jika film ini memenangkan Oscar, saya ingin melihat itu terjadi.”
Benar saja, Anora sukses menyabet Piala Oscar untuk lima kategori sekaligus pada akhir pekan lalu.
Sekarang, Miranda hanya bisa menanti apakah harapannya bakal benar jadi kenyataan.