Banjir ‘lumpuhkan’ Bekasi, ribuan rumah terendam di Tangsel dan Jakarta, warga terdampak diungsikan – ‘Semua habis, air merendam rumah saya’

Sumber gambar, ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Kota Bekasi, Jawa Barat, dinyatakan ‘lumpuh’ akibat banjir yang melanda wilayah itu pada Senin (03/03) malam. Setidaknya satu mal di Bekasi dan ribuan rumah di kota itu, Jakarta dan Tangsel terendam banjir, sehingga sebagian warga harus diungsikan. Banjir kali ini disebut lebih parah jika dibanding banjir lima tahun lalu.
Pemerintah mencatat sejumlah wilayah terdampak banjir setelah hujan lebat Senin (03/03) malam.
Setidaknya 77 RT di Jakarta terdampak banjir, yang membuat warga mengungsi ke masjid juga sekolah.
Sementara Pemerintah Kota Bekasi, Selasa (04/03) menyatakan kota tersebut lumpuh, karena rumah, jalan, dan gedung pemerintahan digenangi air.
Komunitas Peduli Cileungsi Cikeas, yang biasa memantau tinggi air di Kali Cikeas dan Cileungsi menyebut tinggi air Selasa (04/03) melebihi banjir 1 Januari 2020.
Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan

Sumber gambar, ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Sumber gambar, ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Sumber gambar, ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Arif (66), warga perumahan Pondok Mitra Lestari, Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat kini bertahan di lantai dua rumahnya bersama istrinya.
Sekitar pukul 10.30 WIB, Rabu (04/04), ketika dihubungi, Arif mengatakan air masih merendam lantai satu rumahnya. Barang-barang seperti televisi, kulkas, dan motor terendam.
“Semua, habis semua,” kata Arif.
Arif mengatakan air mulai meninggi terhitung setelah waktu sahur. Ia menambahkan semalam sebelumnya hujan turun sekitar pukul 19.30 malam dan berlangsung hingga subuh.
“Sampai kita sahur itu masih jam tiga masih hujan,” kata Arif. Meski begitu belum terjadi banjir di rumahnya.
Air baru mulai masuk ke sekitar perumahannya, menurut Arif karena sebuah tanggul yang terletak sekitar 400 meter dari rumahnya jebol.

Sumber gambar, Arif
Air meninggi sekitar pukul 04.30. “Ternyata tanggul di Kemang Pratama itu jebol,” kata Arif kepada wartawan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Johanes Hutabarat.
Ia menyayangkan tanggul tersebut tak bisa menahan luapan air. “Tanggul baru diperbaiki malah jadi kayak gini,” kata Arif.
Dalam sebuah video yang dikirimkan Arif yang memperlihatkan pekarangan rumahnya, tinggi air hampir menyamai pagar rumahnya. Akibat luapan air, sampah dari luar sempat masuk ke pekarangan rumah.
“Tadi sampah masuk pada saat air lebih tinggi daripada pagar saya. Padahal pagar saya tingginya sudah 2,2 meter”, kata Arif.
Ia juga mengirimkan video tempat usahanya, sebuah warung di Galaxy, Bekasi, yang hanya sekitar lima menit berkendara dari rumahnya terendam air , sekitar lutut orang dewasa.

Sumber gambar, FOTO ANTARA/Paramayuda

Sumber gambar, ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
“Kalau yang sekarang, ya kayak mana mau marah sama siapa, ya? Nah, ini kan musibah, dibilang musibah, ya musibah. Dibilang ujian, ya ujian,” kata Arif menggambarkan suasana hatinya.
Arif mengatakan banjir pada Maret 2025 ini merupakan yang terparah sejak 1 Januari 2020, di mana saat itu banjir juga meliputi wilayah-wilayah Jakarta dan sekitarnya.
“Kayak gini juga,” kata Arif menggambarkan kondisinya.
Saat itu barang-barang milik Arif mulai dari sejumlah sepeda motor, televisi, kulkas dan sebuah mobil habis terendam.

Sumber gambar, Arie Basuki
Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.
Klik di sini
Akhir dari Whatsapp
Puarman dari Komunitas Peduli Cileungsi Cikeas (KP2C), yang biasa memantau dan memberikan peringatan tinggi air di Kali Cileungsi dan Cikeas mengatakan belasan RW terdampak banjir, Selasa (04/03).
“Tadi malam ini yang karena luapan sungai Cileungsi ya itu lebih besar lagi dibandingkan sungai Cikeas. Kalau kemarin yang terdampak tiga RW, sekarang yang terdampak adalah 19 RW dengan jumlah lebih kurang 4.717 KK (kepala keluarga),” kata Puarman.
Ia menyebut banjir sebenarnya sudah melanda sejak Senin pagi (3/3), setidaknya di perumahan Vila Nusa Indah I, Vila Nusa Indah II, Vila Nusa Indah III, Vila Mahkota Pesona, dan Vila Bumi Mutiara, yang semuanya terletak di Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor.
“Nah, kalau kemarin pagi itu banjirnya karena luapan sungai Cikeas,” kata Puarman. Ia mengatakan sekitar tiga RW terdampak akibat banjir tersebut. Meski begitu, air sempat surut.
Puarman mengatakan banjir ini berbeda dengan banjir terparah sebelumnya.
Baca juga:
- Dari Indonesia hingga Uni Emirat Arab, mengapa banjir semakin sering terjadi?
- ‘Tiga hari minum air hujan’ – Banjir bandang melanda Halmahera Tengah, murni akibat cuaca atau aktivitas pertambangan nikel?
- Indonesia diguncang gempa bumi ribuan kali per tahun – Apa yang harus dilakukan saat gempa bumi terjadi?
“Jadi waktu selama ini banjir terbesar selama ini kan dianggap 1 Januari 2020 ya nah waktu 1 Januari 2020 rumah saya enggak banjir,” kata Puarman menceritakan kondisi rumahnya di Bojong Kulur, yang terendam setinggi mata kaki.
“Sekarang malah banjir, karena tinggi muka airnya lebih tinggi dibanding yang 1 Januari 2020,” kata Puarman. Ia mengatakan kala itu tinggi air di pertemuan dua kali itu sekitar 7,8 meter.
Ia mengatakan dari pemantauannya Senin malam (03/03), tinggi air di pertemuan kali Cileungsi-Cikeas mencapai sekitar 8,25 meter.
“Dan sampai sekarang kan masih 60% belum surut,” kata Puarman ketika dihubungi sekitar pukul 10.00 pagi, Selasa (04/03).
Sementara data ketinggian banjir yang dihimpun KP2C, pada 4 Maret 2025, mencapai 2,75 meter, melebihi1 Januari 2020, yakni 2,3 meter.

Sumber gambar, BPBD Kota Bekasi
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan delapan kecamatan di Kota Bekasi terdampak banjir.
Sementara baik permukiman, jalan utama, sampai kantor pemerintahan tergenang banjir, katanya dalam rapat koordinasi dengan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Menko PMK Pratikno secara daring.
Menurut Tri, banjir sudah melanda sejak Senin (03/03) malam, akibat hujan deras.
“Dari 12 kecamatan, yang terdampak di Kota Bekasi itu delapan kecamatan. Dan hari ini Kota Bekasi lumpuh, sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan, itu sudah mulai masuk air, keluar, karena kemudian juga limpasannya sungguh luar biasa,” kata Tri, Selasa (04/03), seperti dikutip dari Detik.com.
Menurutnya, daerah terdampak paling parah adalah wilayah di sepanjang Sungai Bekasi, terutama di wilayah pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Ia menyebut ketinggian air pada tahun ini melebihi ketinggian air pada banjir 2016 dan 2020.
Ia menyebut kali ini ketinggian air mencapai 8 meter.
“Memang ketinggian air itu lebih dari 8 meter, sehingga kondisi yang ada adalah kemudian melimpas dari tanggul-tanggul yang memang sudah dibangun oleh BWSCC sampai tahun lalu. Nah, tetapi juga, di sepanjang kali itu memang masih banyak juga patahan-patahan dan juga tanggul yang belum terbangun. Sehingga memang dampaknya menjadi sangat luar biasa,” kata Tri.
BWSCC adalah Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.
Ia juga menyebut pemerintah kota sudah memberikan peringatan akan banjir. Hingga kini, belum ada data mengenai korban jiwa, dan kerugian materil, seperti rusaknya kendaraan.
Hanya saja pemerintah kota Bekasi masih mendata jumlah warga yang bertahan di lantai dua rumahnya.

Sumber gambar, Maun
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengungkapkan sebanyak 77 RT terdampak banjir.
Menurut BPBD, air di Kali Ciliwung, Krukut, dan Pesanggrahan meluap, seperti diberitakan Detik.com
Menurut Kepala BPBD Jakarta Isnawa Adji wilayah yang tergenang banjir meliputi 25 RT di Jakarta Timur, 42 RT di Jakarta Selatan, 10 RT di Jakarta Barat. Adapun ketinggian beragam, paling tinggi 10 meter.
Sementara ruas jalan yang terendam terdapat, menurut Isnawa di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
Di wilayah Kampung Melayu 30 orang mengungsi ke SD Negeri Kampung Melayu, sementara 181 orang mengungsi ke Masjid Miftahul Jami Huda.
Di Bidara Cina, banjir memaksa 17 orang mengungsi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), 26 orang ke masjid, 20 orang ke Sasana Karang Taruna, dan 24 orang ke Majlis Taklim.

Sumber gambar, ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Di Tangerang Selatan, Banten, sebanyak 11 wilayah terdampak.
Menurut BPBD Tangerang Selatan, 11 wilayah yang terdampak diakibatkan akibat meluapnya Kali Serua, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (4/3).
Sebelas wilayah yang terdampak adalah:
- Flamboyan RT 06/12, Rempoa, Ciputat Timur
- Kavling Bulak, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren
- Perum Pondok Maharta RW 9 dan RW 10 Kelurahan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren
- Pondok Safari RW 15, Jurangmangu Barat
- Perumahan Rosewood, Serua Indah, Ciputat
- Jalan Roda RT05/012, Sawah, Ciputat
- Graha Mas RW 12, Jelupang, Serpong Utara
- Perumahan Bintaro Indah, Jombang, Ciputat
- Perum Taman Mangu Kelurahan Jurangmangu barat Kecamatan Pondok Aren
- Perumahan Pamulang Asri 2 RW 9, Serua Indah, Ciputat
Menurut Komandan Peleton Satgas BPBD Tangerang Selatan Dian Wiriyawan, tinggi muka air beragam, antara 20-120 cm. Akibat banjir tersebut ratusan KK terdampak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Senin (03/03) memberikan imbauan perihal cuaca ekstrem di awal Bulan Ramadan ini.
“Cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi di berbagai daerah tersebut terjadi karena beberapa kondisi dinamika atmosfer yang secara signifikan meningkatkan potensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia,” dalam pernyataan tertulis di situs BMKG.
BMKG memperkirakan gelombang atmosfer, seperti Low Frequency, Kelvin, dan Rossby Ekuatorial akan tetap aktif, setidaknya selama sepekan awal Maret. Ini diperkuat dengan dengan adanya sirkulasi siklonik di wilayah Pesisir Barat Aceh, Samudera Hindia bagian barat daya Bengkulu, hingga wilayah pesisir Selatan Papua.
“Hal ini mengakibatkan potensi terjadinya hujan dengan intensitas tinggi masih dapat terjadi secara merata di sejumlah daerah,” kata BMKG.
BMKG memperkirakan:
Periode 4-6 Maret 2025:
Hujan Sedang – Lebat : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Hujan Lebat – Sangat Lebat : Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Periode 7–10 Maret 2025:
Hujan Sedang – Lebat : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Hujan Lebat – Sangat Lebat : Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.