Demo mahasiswa ‘Indonesia Gelap’ berlangsung di Makassar dan kota lain – Dua wartawan alami kekerasan, isu geng motor, hingga reaksi Prabowo

Sumber gambar, Darul Amri
Demonstrasi mahasiswa ‘Indonesia Gelap’ terus berlanjut di sejumlah daerah sampai Selasa (25/02). Di Kalimantan Timur, mahasiswa tetap menolak program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan demo di Makassar diwarnai penahanan peserta unjuk rasa. Adapun di Ternate, Maluku Utara, dua jurnalis menjadi korban pemukulan oleh aparat saat meliput demo. Apa reaksi Presiden Prabowo?
Di Kota Makassar, polisi sempat menahan belasan pengunjuk rasa dalam aksi ‘Indonesia Gelap’ oleh mahasiswa yang berlangsung hingga Senin (24/02) malam.
Unjuk rasa digelar di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang diwarnai pembubaran paksa oleh polisi.
Pejabat kepolisian setempat mengeklaim telah memulangkan belasan pendemo pada Senin malam.
Mahasiswa menuduh aksi ini disusupi sekelompok orang yang mereka sebut sebagai ‘geng motor’, seperti dilaporkan wartawan Darul Amri untuk BBC News Indonesia.
Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan
“Setelah polisi berhasil masuk (ke Kampus UMI) itu ada juga diduga itu geng-geng motor yang masuk ikut juga karena mereka ini membusur [memanah] dan melempar batu ke arah mahasiswa, disitu polisi mulai menyisir,” kata Ardi, salah-seorang aktivis mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Sumber gambar, Darul Amri
Kapolrestabes Makassar, Kombes Arya Perdana, membantah tuduhan anggotanya “dibantu” geng motor untuk membubarkan aksi mahasiswa.
“Itu bukan susupan geng motor tapi warga masyarakat sekitar yang rasa kesal dengan ulah mereka [aksi mahasiswa].
“Kan awalnya jalur ditutup satu jalur lalu ditutup dua jalur, pada akhirnya ada dari tukang ojek dan masyarakat itu pada kesal, makanya saat kita nyapu mereka kesempatan ikut-ikutan,” ujar Arya Perdana, Selasa (25/02).
Ardi, 21 tahun, yang tergabung dalam aksi lanjutan ‘Indonesia Gelap’ di depan kampus UMI, menjelaskan demo itu memprotes kebijakan pemerintahan Prabowo Subianto yang melakukan efisiensi anggaran secara besar-besaran hingga berpengaruh salah satunya pada sektor pendidikan.
Unjuk rasa berlangsung sampai di atas pukul 23.00 Wita. Mahasiswa kemudian mundur dan masuk ke dalam kampus setelah polisi disebutnya menembakkan gas air mata, kata Ardi.

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

Dia menyebut polisi melakukan penyisiran di dalam kampus. Di saat itulah, menurutnya, belasan mahasiswa ditahan polisi.
Polisi membenarkan bahwa pihaknya sempat “mengamankan” sejumlah peserta unjuk rasa. Namun mereka bukan hanya mahasiswa, tetapi ada pula warga sipil dan pelajar.
Tapi mereka sudah dipulangkan usai diperiksa, kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Arya Perdana.
“Semua sudah dipulangkan setelah diperiksa. Tapi kalau kita temukan bukti lebih lanjut maka kita akan proses mereka. jadi mereka ini kita minta keluarga mereka yang jemput atau pihak sekolahnya yang menjemput,” terang Arya.
Dua wartawan di Ternate alami kekerasan saat liput demo ‘Indonesia Gelap’
Laporan-laporan media lokal di Maluku Utara menyebutkan dua orang jurnalis setempat yang meliput demonstrasi mahasiswa bertajuk ‘Indonesia Gelap’ menjadi korban kekerasan oleh Satpol PP.
Mereka adalah wartawan TribunTernate.com, Julfikram Suhadi dan wartawan HalmaheraRaya.com, Fitriyanti Safar.
Baca juga:
Salah-seorang korban, Julfikram, mengaku tangannya dipukul salah seorang Satpol PP saat memotret demo di depan Kantor Wali Kota Ternate, Senin (24/05), seperti dilaporkan Kompas.com.
Fitriyanti dilaporkan mengalami pemukulan oleh salah seorang satpol PP yang mengakibatkan bibirnya pecah.
Adapun Julfikram sempat menegur terduga pelaku dan mengatakan bahwa dia adalah wartawan.
Namun dia mengaku kemudian dianiaya oleh satpol PP lainnya.

Sumber gambar, TribunTernate.com/M Julfikram Suhadi
Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.
Klik di sini
Akhir dari Whatsapp
“Tiba-tiba saya langsung dikeroyok, dipukul, diinjak, ditendang di bagian rusuk dan wajah. Dalam kerumunan itu ada polisi dan Satpol PP,” ungkap Julfikram.
Peristiwa dugaan penganiayaan ini kemudian dilaporkan kepada kepolisian setempat.
Kasi Humas Polres Ternate, AKP Umar Kombong, membenarkannya.
“Iya benar. Kemarin korban sudah membuat laporan di SPKT Polres Ternate,” kata Kasi Humas Polres Ternate, AKP Umar Kombong, Selasa (25/02).
Korban dilaporkan telah melakukan visum di RS Bhayangkara Polda Maluku Utara.
Menyikapi dugaan penganiayaan ini, sejumlah wartawan di Maluku Utara menggelar demo di depan Kantor Wali Kota Ternate, Selasa (25/02).
Para jurnalis itu menilai tindakan anggota Satpol PP terhadap wartawan adalah bentuk pelanggaran hukum dan mencederai kebebasan pers.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Ternate, Ikram Salim, mengecam tindakan tersebut dan menegaskan bahwa jurnalis memiliki hak meliput tanpa tekanan dan ancaman kekerasan.
Protes serupa juga dilayangkan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Maluku Utara.
“Kami mengingatkan kepada semua kalangan dan pihak bahwa profesi wartawan dalam menjalankan tugasnya dilindungi oleh Undang-undang, Kode Etik Jurnalistik, dan regulasi lain yang sah di mata hukum dan negara,” kata Asri Fabanyo.
Penolakan kebijakan MBG dari mahasiswa Morotai Maluku Utara dan Kaltim
Dari Morotai, Maluku Utara, sejumlah mahasiswa menggelar demonstrasi ‘Indonesia Gelap’ di depan Kantor Bupati dan DPRD Kabupaten Pulau Morotai, Selasa (25/02).
Para aktivis BEM Universitas Pasifik (Unipas) memprotes kebijakan efisiensi anggaran pemerintahan Prabowo Subianto.
Aksi ‘Indonesia Gelap’ merupakan bagian dari aksi serentak yang digelar mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia.
Salah satu tuntutannya, mereka mendesak agar pemerintah menghapus program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai tidak efektif. Mahasiswa usul agar program itu diganti dengan pendidikan gratis.
Dalam salah-satu spanduknya, para mahasiswa menulis ‘Republik oligarki, Indonesia gelap, Malut Butuh pendidikan Gratis’.
Sehari sebelumnya, Senin (24/02), ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Mahakam kembali mendatangi Kantor DPRD Kalimantan Timur, Samarinda.
Para mahasiswa menuntut agar pemerintahan Prabowo mencabut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja negara dan daerah.
Mereka khawatir kebijakan itu akan sangat berdampak pada sektor pendidikan yang berpotensi kenaikan UKT, seperti dilaporkan Tribun Kaltim.co.

Sumber gambar, TribunKaltim.co/Gregorius Agung Salmon
Dalam aksinya, mereka juga menuntut agar Prabowo mengevaluasi total program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selain isu nasional, Aliansi Mahasiswa Mahakam juga menuntut agar polisi mengusut tuntas pembunuhan Rusel (60 tahun), pegiat Masyarakat Adat di Muara Kate, Kabupaten Paser, Kaltim.
Rusel pun dibunuh orang tidak dikenal di posko penolakan jalur tambang di Muara Kate, 15 November 2024.
Menurut mahasiswa, kasus pembunuhan ini hingga sampai sekarang tidak ada titik terang siapa pelakunya.
Apa reaksi Prabowo atas demo ‘Indonesia Gelap’?
Pada Selasa (25/02), Presiden Prabowo Subianto menyentil apa yang disebutnya sebagai ‘Indonesia Gelap’.
Prabowo mengutarakan hal itu saat memberikan pidato dalam acara Kongres ke-6 Partai Demokrat di Jakarta Pusat.
“Saudara-saudara yang muda-muda, yang melihat Indonesia gelap itu siapa?”
Dalam pidatonya, Prabowo lalu mengeklaim bahwa Indonesia jauh lebih unggul dari sejumlah negara dari sisi prediksi ekonomi, seperti dilaporkan Kompas.com.
Menurutnya, ekonomi Indonesia diprediksi tinggi dalam beberapa tahun mendatang, yaitu menjadi nomor empat terbesar dunia pada 2050 di bawah China, AS, serta India.

Sumber gambar, ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
“25 tahun akan datang ya? Insya Allah saya umurnya 98. (Kita) di atas Jepang, di atas Inggris, di atas Prancis, kok Indonesia gelap?” tanya Prabowo lagi.
Dia lalu mengungkapkan bahwa sejauh ini pihaknya sudah melakukan penghematan untuk dialihkan ke pos pengeluaran yang lebih baik dan lebih penting.
Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sehingga rakyat kuat dan sejahtera.
“Anggaran cukup, dan saya katakan Indonesia akan berhasil menjadi negara makmur. Saudara-saudara, dan yang akan nikmati adalah kalian-kalian,” jelas Prabowo.