Menyibak sosok Radhe Maa, perempuan yang diyakini ‘dewi dalam bentuk manusia’ dan dijuluki ‘bunda mukjizat’

- Penulis, Divya Arya
- Peranan, BBC Hindi
Radhe Maa mengeklaim dapat melakukan mukjizat dan diyakini sebagai dewi oleh para pengikutnya. Dia adalah satu dari sedikit sosok perempuan di tengah fenomena “guru spiritual” yang kontroversial dan berkembang pesat di India. BBC memperoleh akses langka untuk mengungkap tabir dunia spiritual di negara tersebut.
Sejumlah perempuan berpakaian tradisional yang anggun dengan perhiasan emas dan berlian mulai berkumpul untuk berjumpa Radhe Maa pada tengah malam. Semuanya menenteng tas mewah merek Louis Vuitton dan Gucci.
Berbeda dengan banyak tokoh lainnya yang dianggap suci, Radhe Maa tidak menyukai pagi hari, berpakaian sederhana, atau menyampaikan ceramah panjang.
Dia menyebut dirinya “bunda mukjizat”.
“Yang sebenarnya bernilai itu adalah mukjizat. Kalau tidak begitu, tidak ada yang akan menyumbangkan uang,” tutur Radhe Maa kepada saya.
Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan
“Mukjizat terjadi dan mereka pun menyumbang.”
Beredar kisah-kisah tentang bagaimana seorang Radhe Maa memberkati pasangan yang belum dikaruniai anak.
Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.
Klik di sini
Akhir dari Whatsapp
Tidak lama kemudian, pasangan itu menyambut kelahiran anak pertama mereka.
Bukan hanya itu, seorang ibu yang berkali-kali melahirkan anak perempuan pun untuk pertama kalinya punya anak laki-laki. Dia meyakini itu berkat “mukjizat” Radhe Maa.
Orang yang sakit, disembuhkan Radhe Maa. Bahkan bisnis yang hampir bangkrut pun mampu diselamatkannya.
Bukan cuma Radhe Maa yang mengeklaim punya kekuatan ilahi. Terdapat banyak “guru spiritual” di India. Meskipun tidak ada yang benar-benar menghitung jumlah persisnya, tetapi sosok semacam ini tampak bertambah setiap tahun.
Beberapa dari mereka sudah berurusan dengan hukum mulai dari dugaan korupsi, sampai pelecehan seksual.
Radhe Maa sendiri pernah dituduh mempraktikkan ilmu hitam. Selain itu, dia juga dituding membantu mengatur pembayaran mas kawin—yang secara teknis ilegal di India.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi membatalkan kasus-kasus tersebut.
Tetap saja ribuan pengikut berbondong-bondong untuk menemui para “guru spiritual” atau “manusia setengah dewa” ini.
Tahun lalu, lebih dari 120 orang meninggal dunia berdesak-desakan dalam salah satu pertemuan akbar semacam itu.

“Sebagian besar orang India dibesarkan dalam keluarga yang percaya bahwa kekuatan ilahi mampu dicapai melalui pemujaan, meditasi, atau doa. Mereka yang mencapainya bisa melakukan mukjizat,” papar Prof Shyam Manav, kepala organisasi anti-takhayul terkemuka di India, ABANS.
“Orang seperti itu dianggap seperti dewa, atau guru spiritual baik laki-laki maupun perempuan.”
Salah satu asumsi umum adalah orang-orang yang dapat dipengaruhi gagasan semacam hanyalah mereka yang miskin, buta huruf, dan gampang ditipu.
Kenyataannya, Radhe Maa dihormati oleh banyak orang berpendidikan tinggi dari keluarga pebisnis kaya.
Pushpinder Bhatia adalah alumnus Saïd Business School Universitas Oxford yang menjalankan bisnis konsultan pendidikan.
Saya menemui Bhatia tatkala dia ikut mengantre menunggu audiensi dengan Radhe Maa.
Dia mengaku tidak pernah mengira dirinya akan menjadi penganut “kekuatan tertinggi badaniah”.
“Awalnya saya bertanya-tanya: ‘Apa benar Tuhan datang dalam bentuk manusia? Apakah ini benar? Apa benar dia memberkati Anda dengan cara yang dapat mengubah hidup Anda? Bagaimana mukjizat ini terjadi?'” katanya.
Bhatia berhubungan dengan Radhe Maa setelah mengalami tragedi dalam keluarganya.
Bisa jadi kondisi psikis Bhatia sedang rentan, tetapi menurutnya Radhe Maa benar-benar peduli akan apa yang terjadi.
“Dalam darshan [audiensi] pertama saya, saya merasa tertarik oleh aura yang dimilikinya. Ketika Anda melihat melampaui jasmaninya, Anda akan memiliki hubungan langsung.

Audiensi di ruangan berwarna emas dan merah
Darshan (sesi tatap muka) dengan Radhe Maa merupakan momen yang sangat dinantikan.
BBC News menyaksikan salah satu darshan yang diadakan di satu rumah pribadi di Delhi pada tengah malam.
Di antara ratusan pengikut, terlihat sosok-sosok pengusaha terkemuka dan keluarga perwira polisi senior. Mereka terbang khusus untuk audiensi bersama Radhe Maa.
Saya hadir sebagai jurnalis untuk mengamati dan melaporkan, tetapi diminta untuk menerima berkatnya terlebih dahulu .
Saya didorong tepat di depan antrean panjang, kemudian diberi instruksi tentang cara berdoa. Saya diberi peringatan tentang bahaya yang akan menimpa keluarga jika tata cara ini tidak dilakukan dengan benar.
Ruangan itu berwarna merah dan emas itu—warna favorit Radhe Maa.
Sorot matanya terlihat begitu tajam. Pada satu momen, dia terlihat begitu senang, tapi tiba-tiba dia marah.
Kemarahannya seolah-olah secara misterius berpindah ke muridnya yang kemudian terlihat mengalami kesurupan. Ruangan menjadi sunyi saat tubuh perempuan itu menggeliat di lantai.
Namun, beberapa menit kemudian, setelah para pengikut Radhe Maa mendesaknya untuk memberikan pengampunan, sebuah lagu Bollywood populer diputar dan dia mulai menari—tanda bahwa semuanya sudah baik kembali.
Antrean pengikut pun bergerak lagi.

Menjadi ‘perempuan setengah dewi’
Asal mula Radhe Maa berawal di negara bagian Punjab, India utara.
Lahir dengan nama Sukhwinder Kaur, dia berasal dari keluarga kelas menengah di sebuah desa biasa-biasa saja.
Radhe Maa mengeklaim memperoleh kekuatan ilahi setelah diberi mantra oleh seorang guru.
“Seperti anak-anak yang ingin menjadi pilot atau dokter, Radhe Maa-ji selalu bertanya: ‘Siapa saya?’ Ayah kami lalu membawanya ke seorang guru terkenal dan dia menyatakan bahwa dia adalah dewi dalam bentuk manusia,” kata saudara perempuan Radhe Maa, Rajinder Kaur.
Dia mengelola sebuah kuil satu kamar atas nama Radhe Maa yang dibangun oleh suami sang ‘dewi’, Mohan Singh, dari tabungannya hasil bekerja di luar negeri.
“Kami memanggilnya ‘Ayah’. Dia adalah ibu kami, jadi dia adalah ayahnya,” ujar Kaur.
Ketika Radhe Maa berusia sekitar 20 tahun dan suaminya berada di luar negeri, dia menitipkan kedua putranya dalam asuhan saudara perempuannya.
Dia mulai tinggal di rumah para pengikutnya yang sebagian besar adalah pengusaha.
Radhe Maa pindah dari satu kota ke kota lainnya sebelum berakhir di Mumbai, pusat bisnis India. Di sana, dia menghabiskan lebih dari satu dekade di rumah seorang pengusaha sebelum akhirnya kembali ke keluarganya.
Para pengikut Radhe Maa yang paling vokal adalah mereka yang mengeklaim hidup makmur setelah rumahnya diberkati Radhe Maa bertahun-tahun.
Radhe Maa mendiami dunia yang aneh. Dugaan keilahian hidup berdampingan dengan jaringan harta benda dan hubungan duniawi.
Radhe Maa sekarang tinggal di sebuah rumah besar yang dibangun oleh kedua putranya. Mereka adalah pengusaha sukses yang menikah dengan keluarga bisnis,
Dia tinggal di satu lantai yang terpisah dari bagian tempat tinggal lainnya. Sosoknya hanya terlihat keluar saat memberikan audiensi kepada murid-muridnya, atau terbang ke kota lain untuk tampil di publik.

“Pertama, dia tidak tinggal bersama kami. Kami merasa terberkati bisa tinggal di sharan [perlindungannya] dengan kripa [anugerahnya],” kata menantu Radhe Maa, Megha Singh.
Singh mengatur semua penampilan publik Radhe Maa.
“Kedua, dia tidak melihat kami sebagai keluarga, tetapi sebagai pengikut.”
Donasi Radhe Maa juga dikelola oleh keluarganya dan lingkaran dalam para pengikutnya.
“Donasi yang dia terima dimasukkan ke dalam yayasan yang dikelola oleh para pengikutnya. Yayasan kemudian menilai permintaan orang-orang yang membutuhkan, lalu mendistribusikan uang atau hadiah. Radhe Maa sendiri berada jauh di atas hal-hal materialistis ini,” kata Megha Singh.
Di sisi lain, sang “dewi” menggemari gaun dan perhiasan yang mewah.
“Saya senang mengenakan gaun indah dan lipstik merah, seperti yang seharusnya dilakukan setiap perempuan yang sudah menikah. Tapi saya tidak terlalu suka riasan,” tutur Radhe Maa.
Namun, dia tetap memakai riasan wajah yang cukup tebal.
“Anda akan selalu memilih gaun yang paling cocok untuk idola Anda. Jadi mengapa tidak untuk dewa yang hidup? Kami diberkati memiliki satu dewi. Dan kami diberkati untuk melayaninya,” imbuh Megha Singh.

Sumber gambar, Getty Images
Pada tahun 2020, Radhe Maa muncul di acara realitas Big Brother versi India untuk memberkati rumah para kontestan. Dia tampil megah dalam gaun merah khasnya dan memegang trisula emas.
Citra dirinya saat ini sangat kontras dengan foto-foto perempuan muda sederhana yang ditunjukkan kepada saya oleh para pengikutnya ketika saya melakukan perjalanan ke Punjab.
Salah satunya, Santosh Kumari, telah menempatkan foto-foto Radhe Maa di satu tempat pemujaan di rumahnya.
Dia mengatakan kepada saya bahwa imannya berasal dari berkat yang dia terima ketika suaminya dirawat di rumah sakit setelah serangan jantung. Dia mengeklaim Radhe Maa memulihkannya.
“Darah keluar dari mulutnya. Dia mengoleskannya sebagai vermilion kepada saya dan berkata: ‘Tidak akan terjadi hal buruk, suamimu akan sembuh,'” katanya kepada saya.
Saya terkejut mendengar pengakuan sejumlah pengikut tentang lidah Radhe Maa yang berdarah. Ini mereka yakini sebagai akibat dari kekuatan ilahi.
Kumari adalah salah satu dari sekitar 500 wanita, banyak dari mereka janda, yang diberikan pensiun bulanan sebesar 1.000 hingga 2.000 rupee (sekitar US$11 atau Rp180 ribu hingga US$22 atau R360 ribu) oleh Yayasan Komunitas Shri Radhe Maa.
Penerima pensiun lainnya juga dengan hati-hati menceritakan kembali kisah-kisah mukjizat, tetapi terkadang memberikan kata-kata peringatan.

Ketakutan demi ketakutan
“Kami tidak bisa mengatakan apa pun tentangnya karena itu bisa membahayakan kami. Jika saya tidak menyalakan lampu untuknya, itu menyebabkan semacam bahaya. Saya jadi sakit,” kata seorang pengikut, Surjeet Kaur.
Kaur tidak pernah alpa menyalakan lampu untuk Radhe Maa setiap hari. Dia begitu yakin akan kekuatan sang ‘dewi’.
Prof Manav mengaitkan ini dengan ketakutan seorang murid kehilangan anugerah sang guru spiritual.
“Hukum probabilitas artinya beberapa prediksi akan menjadi kenyataan dan guru spiritual mendapat pujian untuk itu. Tetapi dia tidak dicela untuk prediksi yang ternyata salah. Itu disalahkan pada diri sendiri, karena kurangnya doa, iman, atau bahkan kesialan,” tuturnya.
Cukup banyak orang yang saya temui di acara publik Radhe Maa secara terbuka menyatakan tidak percaya dia bisa menyebabkan mukjizat.
Satu orang menyebut klaim ini “cerita khayalan”. Yang lainnya menunjuk ke riasan dan pakaian mewah Radhe Maa dan berkata itu tidak membuat seseorang menjadi ilahi.
Mereka berkata tidak pernah melihat bukti mukjizat apa pun dengan mata kepala sendiri.
Akan tetapi, orang-orang ini tetap datang ke acara publik Radhe Maa. Menonton perempuan itu, bagi mereka, adalah “hiburan”. Tampilnya Radhe Maa di acara realitas TV membuat orang-orang penasaran ingin melihatnya langsung.
Selama riset saya, saya bertemu beberapa mantan pengikut Radhe Maa yang mengatakan bahwa prediksinya tidak berhasil. Mereka bahkan menuduh ramalan Radhe Maa menyebabkan kerugian, tetapi mereka tidak ingin diidentifikasi.
Hal ini justru meningkatkan rasa ingin tahu saya tentang para pengikutnya, keyakinan mereka pada keilahiannya, dan kepatuhan mereka.

Antara takhayul dan iman
Pada satu malam, saya kaget ketika melihat Radhe Maa meminta pengikut-pengikut terdekatnya untuk menirukan suara binatang. Para pengikutnya ini duduk duduk di tanah dalam lingkaran yang mengelilingi Radhe Maa.
Mereka menuruti permintaan Radhe Maa.
Dia meminta mereka untuk bertingkah seperti anjing dan monyet, dan mereka menggonggong dan melolong, juga membuat gerakan mencakar.
Saya belum pernah melihat hal seperti itu.
Menantu Radhe Maa, Megha Singh, ada di ruangan itu. Saya pun memintanya untuk menjelaskan mengapa mereka bertingkah seperti itu.
Dia sama sekali tidak terlihat terkejut.
Singh menjelaskan bagaimana sang ‘dewi’ tinggal dalam kamarnya selama lebih dari 30 tahun.
“Jadi, itu satu-satunya sumber hiburan yang dia miliki,” lanjutnya.
“Kami mencoba melontarkan sedikit lelucon atau sekadar mencoba membuatnya tertawa dengan melakukan semua tindakan ini.”
Itu mengingatkan saya pada peringatan yang berulang kali diberikan kepada saya, bahwa para pengikut harus percaya sepenuhnya dan tanpa syarat.

Sumber gambar, Getty Images
Saya bertanya ke salah satu pengikut bernama, Pushpinder Singh: apa yang diminta Radhe Maa dari para pengikutnya?
“Tidak ada. Dia hanya berkata, ‘Ketika kamu datang kepadaku, datanglah dengan hati yang terbuka dan keyakinan.’ Saya telah melihatnya, ketika orang-orang datang dengan pola pikir itu, dia melakukan mukjizat untuk mereka dan jika kamu pergi ke sana untuk mengujinya, saya pikir dengan sangat sopan dan baik kamu tidak akan menjadi bagian dari sangat [kelompok orang percaya] itu lagi,” jawabnya.
Apa yang mereka katakan kepada saya adalah bahwa iman menuntut penyerahan total semua akal.
Menurut Prof Manav, pengabdian tanpa syarat yang mutlak ini adalah apa yang merupakan “takhayul”.
“Kita diberitahu bahwa kebijaksanaan hanya dapat dicapai dengan mempertahankan keyakinan yang tak tergoyahkan pada guru Anda. Siapa pun yang meragukannya atau mencoba mengujinya akan kehilangan iman dan berkahnya.”
Mau itu takhayul atau iman, yang jelas Radhe Maa percaya para pengikutnya akan tetap bersamanya.
Dia mengaku tidak terganggu oleh mereka yang menyebutnya palsu.
“Saya tidak peduli,” katanya, sambil tersenyum.
“Karena Tuhan mengawasi dari atas sana. Dia menjaga saya.”